Sunday, March 8, 2009

Akhlak mulia.


oleh: Hilal Asyraf

http://langitilahi.com


Anda berakhlak mulia?

Pada pandangan anda, adakah berakhlak mulia ini membawa keuntungan atau tidak?

Ada orang kata, kalau baik, sentiasa kena pijak. Adakah perkara itu membuatkan kita tidak mahu atau fobia untuk berakhlak mulia?

Saya hendak berkongsi bersama-sama dengan anda, betapa beruntungnya kita jika berakhlak mulia. Hendak bersama-sama dengan saya?

Akhlak mulia hakikatnya merupakan salah satu asas terpenting dalam ajaran Islam untuk membina Peribadi dan memperbaiki masyarakat. Kerana keselamatan masyarakat, kekuatan, kemuliaan, dan kewibawaan Peribadi-peribadinya sangat tergantung kepada sejauh mana mereka berpegang dengan akhlak mulia tersebut. Dan masyarakat akan hancur dan rosak tatkala mereka meninggalkan dan menjauhi akhlak yang terpuji. Setiap syariat dan agama memiliki perhatian yang serius terhadap gejala penyakit akhlak yang dapat menjadikan masyarakat terperosok. Dan dengan masing-masing ajarannya memperingatkan umatnya akan bahaya akhlak yang buruk serta menyeru agar mereka menjauhinya.

Islam telah mengajak manusia untuk membina fisik dan jiwanya secara sempurna dan seimbang, tidak tempang pada salah satunya. Islam menyeru agar mereka berpegang dengan akhlak mulia dan menyebarkannya, dan agar mereka meninggalkan serta menjauhi segala akhlak yang buruk.

Ajaran akhlak yang mulia ini telah diperlihatkan oleh suri teladan umat ini yaitu Rasulullah yang telah disifati oleh ALLAH dengan firman-Nya,

“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berada di atas akhlak yang mulia.” (QS. Al Qalam: 4)

Sa’ad bin Hisyam pernah bertanya kepada ‘Aisyah radhiALLAHu ‘anha tentang akhlak Rasulullah, maka ‘Aisyah radhiALLAHu ‘anha menjawab,

“Akhlak beliau adalah Al Quran.”

Lalu Sa’ad berkata,

“Sungguh saya ingin berdiri dan tidak lagi menanyakan sesuatu yang lain.” (HR.Muslim)

Oleh Kerana itu, Rasulullah merupakan sosok Peribadi yang paling bagus akhlaknya seperti yang disaksikan oleh Anas bin Malik (pembantu Rasulullah) selama sepuluh tahun- ketika beliau berkata,

“Rasulullah adalah orang yang paling bagus akhlaknya.” (HR. Muslim)

Maka pantaslah Rasulullah menjadi suri teladan bagi kita dalam segala aspek kehidupan beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam seperti yang telah diberitakan oleh ALLAH dalam firman-Nya,

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (pertemuan dengan) ALLAH dan (keselamatan di) hari akhir dan dia banyak menyebut ALLAH.” (QS. Al Ahzab: 21)

Dan Rasulullah sendiri telah memotivasi umatnya yang beriman untuk berpegang teguh dengan akhlak yang bagus dan menjauhi akhlak yang buruk, seperti dalam sabda-sabda beliau berikut ini:

Daripada Abu Darda’ bahwa Nabi bersabda,

“Tiada suatu perkara yang paling memberatkan timbangan (kebaikan) seorang mukmin pada hari kiamat selain daripada akhlak mulia, dan sesungguhnya ALLAH amat benci kepada seorang yang buruk perbuatan dan ucapannya.” (HR. At Tirmidzi dan disahihkan oleh Syaikh Albani)

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah pernah ditanya tentang perkara yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga, maka beliau menjawab,

“Bertakwa kepada ALLAH dan berakhlak mulia.”

Sementara ketika ditanya tentang perkara yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka, beliau menjawab,

“Mulut dan kemaluan” (HR. Tirmidzi dan dihasankan sanadnya oleh Syaikh Albani)

Dan Rasulullah menjelaskan bahwa mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling sempurna akhlaknya, seperti yang beliau sabdakan,

“Sesungguhnya mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling bagus akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya.” (HR. Tirmidzi dan disahihkan oleh Syaikh Albani)

Bahkan Rasulullah telah menjadikan orang-orang yang berakhlak mulia sebagai orang-orang yang paling dekat duduknya dengan Rasulullah sebagaimana dalam sabdanya,

“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah yang paling bagus akhlaknya, dan sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya dariku pada hari kiamat adalah tsartsarun (yang banyak bicara), mutasyaddiqun (yang bicara sembarangan lagi mencela manusia) dan mutafaihiqun. Para sahabat berkata, “Wahai Rosulullah, kami telah mengetahui tsartsarun dan mutasyaddiqun, tapi siapakah mutafaihiqun itu?” Rosulullah menjawab, “Mutakabbirun (orang-orang yang sombong).” (HR. Tirmidzi dan disahihkan oleh Syaikh Albani)

Nah...

Setelah membaca semua kalimah yang saya coretkan ini, adakah anda masih tidak mahu memupuk akhlak mulia di dalam diri?

Akhlak mulia sumber kebahagiaan dunia dan akhirat, jangan anda lepaskannya!

No comments:

Post a Comment